Create a Network chain to Justify Link Building?

0



Daftar Isi (toc)

Advokasi sosial merupakan salah satu tindakan yang dilakukan dalam profesi pekerjaan sosial. Keberadaannya sudah cukup lama lebih dari 100 tahun (Gibelman, 1999), seperti halnya keadilan sosial (Social Justice) dan perbaikan sosial (Social Reform). Namun keeksisannya belum terlihat, yang terjadi bahwa advokasi sosial hampir disamakan dengan peran-peran dalam pekerjaan sosial seperti broker, fasilitator, pengorganisasian masyarakat dan lain-lain, tanpa adanya kejelasan dan karakteristik khusus diantara sejumlah peran tersebut.

Konsekuensinya, terjadi ambivalensi antara advokasi sosial dengan peran-peran pekerjaan sosial. Hal ini disebabkan kurangnya komitmen untuk memahami secara mendalam dari para profesional itu sendiri, sehingga tidak seorang pun mengetahui apa itu advokasi sosial, serta pengetahuan dan keterampilan apa yang sebenarnya diperlukan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ezell (1994), Pawlak dan Flynn (1990), yang setuju dengan apa yang disampaikan oleh McGowan (1987) bahwa “Kita mengetahui sedikit tentang tingkatan dan keberadaan advokasi pada pekerjaan sosial.” Hal ini cukup mengejutkan kita, karena perkembangan advokasi sosial yang sudah lama, namun kurang dikenal di kalangan pekerjaan sosial. Dengan demikian solusinya adalah perlu disampaikan tentang muatan-muatan pokok advokasi sosial (apa, mengapa, kapan, dan bagaimana melaksanakannya) kepada kelompok sasaran yaitu potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS).

Cras luctus pretium libero a mattis. In id vestibulum odio, consequat laoreet tellus. Aenean id turpis felis. Fusce fringilla, dolor a cursus commodo, lacus urna commodo orci, vitae ornare est mi nec lorem. Curabitur eget lectus tincidunt dui pellentesque bibendum. Sed tincidunt augue posuere, vehicula orci eu, vehicula augue. Orci varius natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Nunc iaculis felis porttitor vehicula condimentum.



Unsur-unsur pokok advokasi sosial, sangat diperlukan sebelum memilih strategi, karena banyak informasi yang bisa dijadikan pertimbangan. Menurut Fahrudin (2010), dalam advokasi sosial terdapat unsur-unsur pokok kegiatan yaitu:
Masalah yang dihadapai mungkin saja sangat kompleks. Karena itu, agar berhasil, tujuan umum advokasi harus dipersempit sampai pada tujuan yang didasarkan pada jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini : Dapatkah masalah ini mengajak berbagai kelompok bersama-sama membentuk koalisi yang kuat? Apakah tujuannya mungkin tercapai? Apakah tujuannya benar-benar menangani masalah itu?
 
Data dan penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat ketika memilih masalah yang akan ditangani, mengidentifikasi solusi bagi masalah tersebut, dan menentukan tujuan yang realistis. Data yang lengkap dan akurat juga dapat menjadi argumentasi yang kuat. Dengan data dapatkah kita mencapai tujuan dengan realistis? Data apa yang dapat digunakan untuk mendukung suatu argumentasi ?
 
Jika masalah dan tujuannya telah dipilih, usaha advokasi itu harus diarahkan kepada orang-orang yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan misalnya staf, penasihat, orang tua-tua yang berpengaruh, media, dan masyarakat. Siapa para pengambil keputusan yang dapat membuat tujuan umum kita menjadi kenyataan? Siapa dan apa yang mempengaruhi para pengambil keputusan ini?
 
Sasaran advokasi yang berbeda-beda memberikan tanggapan terhadap pesan yang berbeda pula.. Misalnya, seorang anggota legislatif di daerah mungkin tergerak hatinya ketika ia tahu betapa banyak orang di wilayahnya yang menaruh kepedulian terhadap suatu isu. Seorang Menteri Kesehatan mungkin akan bertindak ketika kepadanya disajikan data terperinci tentang masih tingginya angka kematian ibu melahirkan di suatu daerah. Atau, seorang Menteri Pendidikan terkejut dan segera memanggil para pembantunya rapat ketika ia memperoleh masukkan dari satu LSM tentang tingginya angka putus sekolah anak-anak SD di suatu propinsi, sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mencanangkan kebijakan dan program wajib belajar 9 tahun secara nasional. Pesan apakah yang perlu sampai kepada sasaran advokasi pilihan demi kepentingan suatu kegiatan advokasi?
 
Seringkali kekuatan advokasi terdapat pada beberapa orang, atau beberapa lembaga yang mendukung tujuan umum kita. Khususnya di Indonesia dimana demokrasi dan advokasi merupakan fenomena yang relatif baru, melibatkan sejumlah besar orang yang mewakili kepentingan yang berbeda-beda dapat memberikan jaminan keamanan bagi advokasi maupun untuk membentuk dukungan politik. Di dalam suatu organisasi sekalipun, pembentukan koalisi, misalnya melibatkan orang dan berbagai bagian di dalam menyusun program baru, dapat membantu membentuk kesepakatan untuk bertindak. Siapa lagi yang akan diundang untuk bergabung ke dalam kasus Anda? Siapa lagi yang dapat menjadi rekan Anda? Misalnya, untuk mendorong Pemerintah segera menyerahkan kepada DPR Rancangan Undang-Undang Kekerasan dalam Rumah Tangga (RUU KDRT), berbagai organisasi perempuan di masyarakat, membentuk koalisi dan melakukan berbagai lobby kepada berbagai pihak. Kesempatan untuk mempengaruhi sasaran advokasi yang merupakan tokoh kunci seringkali terbatas. Seorang anggota DPR mungkin memberikan kepada kita satu kesempatan bertemu untuk mendiskusikan masalah yang kita advokasi, atau seorang menteri mungkin hanya mempunyai waktu lima menit di dalam suatu konferensi untuk berbicara dengan kita. Persiapan yang cermat dan mendalam untuk membuat argumen yang meyakinkan dan gaya penyajian mungkin dapat mengubah kesempatan yang sempit itu menjadi advokasi yang berhasil. Jika mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pengambil keputusan, apa yang hendak kita katakan, dan bagaimana kita akan mengatakannya? 

Sebagian besar kegiatan, termasuk advokasi, memerlukan sumber dana. Usaha untuk melakukan advokasi secara berkelanjutan dalam waktu yang panjang berarti menyediakan waktu dan energi dalam mengumpulkan dana atau sumber daya yang lain untuk mendukung tugas advokasi kita. Bagaimana kita dapat mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan usaha advokasi ini? Bagaimana kita tahu bahwa kita telah berhasil di dalam mencapai tujuan advokasi ? Bagaimana strategi advokasi dapat ditingkatkan? Untuk menjadi pelaksana advokasi yang efektif diperlukan umpan balik dan evaluasi terus-menerus..


This is heading 1

This is heading 2

This is heading 3

This is heading 4

This is heading 5

Strike Line Through the Line


Points Selection
  • Lorem ipsum dolor sit amet
  • Cras luctus pretium libero
  • Donec suscipit, arcu
  • In interdum sem pulvinar
Number Counting

  1. Lorem ipsum dolor sit amet
  2. Cras luctus pretium libero
  3. Donec suscipit, arcu
In interdum sem pulvinarThis Template is tested over various things to get better results for your website



This Template is tested over various things to get better results for your website, also you can use some smart Shortcut Codes to Beautify Post.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top